selamat datang.... di blog aku...

bisnis2

Rabu, 17 Juni 2009

Aku di Semesta Pilihan Asuransi

Aku di Semesta Pilihan Asuransi
Oleh MA Rumawi Eswe

Asuransi. Ia sebuah pijakan baru dalam hidup dewasa ini.
Asuransi dalam bahasa arab disebut at-ta’min. At-ta’min diambil dari kata amana, yang artinya memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut. Asuransi dapat diartikan seseorang membayar/menyerahkan uang cicilan untuk ia atau ahli warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakti. Asuransi dapat juga dimaknai sebagai upaya untuk mendapatkan ganti terhadap harta yang hilang. Asuransi, termasuk Bumiputera 1912, dapat meningkatkan gairah masyarakat memanfaatkan jasa asuransi. Juga sebagai sarana bagi mobilisasi dana untuk pembangunan.
Asuransi, yang di dalamnya Bumiputera 1912, memiliki nilai filsafat yang sangat tinggi dan mulia. Ada beberapa nilai mulia dalam asuransi antara lain. Pertama, asuransi merupakan sikap yang saling bertanggung jawab. Hal ini seperti dikemukakan dalam hadis Nabi Muhammad, yang berbunyi, kedudukan hubungan persaudaraan dan perasaan orang-orang yang beriman antara satu dengan lainnya seperti satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuh lainnya ikut merasakan (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua, asuransi merupakan sikap saling bekerja sama untuk Bantu membantu. Sikap saling membantu sangat dianjurkan oleh Al-Qur’an. Tolong-menolonglah dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (QS. Al-Maidah, 5: 2). Juga dalam bagian lain dijelaskan bahwa, bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu sesuatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya itu ialah berimana kepada Allah, hari kemudian, malikat-malaikat, kitab-kita, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir, dan orang-orang yang meminta-minta, dan memerdekan budak, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan orang-orang yang menempati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan (QS. Al-Baqarah, 2: 177).
Ketiga, asuransi dapat saling menlindungi dari segala kesusahan. Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an, Allah yang telah memberi makan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari kelaparan (QS. Quraish, 106: 4). Dalam sebuah hadis dikatakan, sesungguhnya seseorang yang beriman itu ialah barangsiapa yang memberi keselamatan dan perlindungan terhadap harta dan jiwa raga manusia (HR. Ibnu Majah).
Berdasarkan pandangan hidup di atas pilihan terhadap asuransi merupakan keniscayaan untuk masa depan manusia. Asuransi, juga Bumiputera 1912, bukan sekedar rancangan mansusia semata. Asuransi memeliki basis teologis dan hukum dari sangan Pencipta (Tuhan), seperti yang dikemukakan di atas. Meski asuransi sudah memiliki basis hukum yang kuat, dan basis pandangan hidup dari Al Qur’an seperti ayat-ayat di atas. Asuransi beberapa waktu lalu sempat terhambat perkembangannya. Tahun 2008 menjadi periode yang penuh dengan ujian bagi industry asuransi jiwa. Optimisme para pelaku bisnis asuransi jiwa buyar karena terpaan krisis global. Premi tergerus dan premi melambat. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, pertumbuhan premi jiwa hanya 5,2%, terendah dalam sejarah. Ketika krisis moneter dan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 13% saja, premi jiwa masih tumbuh 20%.
Salah satu cara meningkat kesadaran masyarakat untuk mengikuti investasi asuransi, termasuk Bumiputera 1912, adalah melalui edukasi. Kalangan industri asuransi, juga Bumiputera 1912, harus melakukan pendidikan kepada masyarakat. Bahwa asuranasi dan Bumiputera 1912 sangat penting bagi perlindungan masyarakat maupun lembaga-lembaga lainnya. Salah satu cara membangun kesadaran masyarakat yang bisa dilakukan oleh industri asuransi, termasuk Bumiputera 1912 adalah mengemukan pandangan asuransi yang berdasarkan nilai-nilai religiusitas yag dianut oleh masyarakat. Masyarakat yang beragama Islam. Industri asuransi, termasuk Bumiputera 1912, dapat mengemukakan pandangan-pandangan dan filsafat tentang asuransi yang terkandung dalam Al Qur’an, Hadits, ijma dan qiyas, serta fatwa-fatwa ulama dan para kyai. Demikian juga untuk masyarakat yang beragama Katolik, Kristen, Hindu, Budha, Kong Hucu dan kepercayaan-kepercayaan lain, dapat digunakan dalil-dalil agama dan kepercayaannya yang mengatur tentang asuransi. Jika cara-cara itu dipakai dalam mengembangkan industri asuransi, termasuk Bumiputera 1912, dapat dimungkunkan memiliki peluang yang sangat besar.
Berani mencoba para industri asuransi, termasuk Bumiputera 1912? Lakukan pendidikan asuransi yang berbasis teologis dan religiusitas terhadap pangsa pasar yang dibidik. Nilai-nilai ekonomi asuransi sangat penting dikembangkan dalam menjalankan bisnis asuransi. Akan tetapi, mengemukakan dan meng-edukasi masyarakat dengan nilai-nilai religiusitas yang dianut masyarakat juga sangat penting. Karena masyarakat hidup bukan sekedar bersandarkan terhadap nilai-nilai ekonomi semata. Masyarakat target industri asuransi, termasuk target Bumiputera 1912, hidup berdasarkan nilai-nilai ketuhanan.
Para industri dan Bumiputera 1912, coba lakukan edukasi masyarakat seperti dikemukakan di atas, siapa tahun ada peningkatan dalam animo masyarakat terhadap asuransi, dan lebih-lebih memilih Bumiputera 1912 sebagai pilihannya.
MA Rumawi Eswe, Alumnus Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta; menulis buku “Ngarsa Dalem Dundum Warisan” LKiS Yogyakarta, 2008; peminat kajian bank dan asuransi syariah; aktif di Institute for Law, Sharia and Society Studies (ILSaSS).